Sabtu, 29 Agustus 2009

ZIKIR MENDATANGKAN REZEKI

Kini kami hadir memberikan seperti apa yang anda rasakan saat ini, kesulitan, takut, selalu timbul emosional yang tidak terkontrol sehingga anda terkekang dengan diri anda sendiri, ingin berbuat tapi tak tahu harus berbuat apa, ada kemampuan tapi kemampuan kita terhalang sebab belum ada datang job yang mengunjungi anda.

Anda terpaku, berfikir, mengapa ini terjadi .... ada kesulitan yang panjang.... ada kebutuhan yang harus dipenuhi....

Apa yang harus diperbuat, banyak tawaran MLM, ada yang menjanjikan ini dan itu, tapi anda tidak percaya, ingin mencoba tapi takut mari terus baca

Jangan Berputus Asa dari Rezeki

Janganlah berputus asa pada rezeki Allah, pesan Imam Ahmad bin Hambal. Pesan imam mi bukan tanpa bukti. Diceritakan tentang kisah Rasulullah Saw mengenai seekor ulat yang hidup di dasar laut atas rezeki Allah Swt. Ketika itu, Rasulullah sedang mengadakan acara walimatul ursy dengan seorang wanita sebagai istrinya. Saat para sahabat yang diundang menyaksikan makanan yang dijamukan Rasulullah, mereka membincangkan dan mana Rasulullah akan menghidupi istri-istrinya. Maklum, jamuan walimahnya saja begitu sederhana

Allah Swt. berfirman:

Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan. (QS. Fushilat (41): 49).

Usai shalat berjamaah, Rasulullah lalu bercerita tentang masalah rezeki kepada para sahabatnya yang diundang itu. ini kisah yang disampaikan oleh MalaikatJibril, boleh aku bercerita? tanya Nabi. Para sahabat pun langsung mengiyakan dengan penuh antusias. Lalu, berceritalah Nabi Saw. tentang Nabi Sulaiman yang sedang shalat di tepi pantai. Sulaiman melihat seekor semut berjalan di atas air sambil membawa daun hijau seraya memanggil katak. Setelah itu, muncullah katak dan menggendong semut menuju dasar laut.

Apa yang terjadi di dasar laut? Semut menceritakan bahwa di dasar laut itu berdiam seekor ulat yang soal rezekinya dipasrahkan kepada semut itu. Sehari dua kali aku diantar malaikat ke dasar laut untuk memberi makanan kepada ulat, kata semut.

Siapa malaikat itu? tanya Nabi Sulaiman As.

Ya yang menjelma menjadi katak itu, jawabnya. Setiap usai menerima kiriman daun hijau dan memakannya, si ulat mengucapkan syukur kepada Allah. Maha Besar Allah yang menakdirkan aku hidup di dalam laut, kata ulat.

Di akhir ceritanya, Rasulullah Saw. lalu berkata, Jika ulat yang tinggal di dasar laut saja Allah masih tetap memberinya makan, apakah Allah tega menelantarkan umat Muhammad soal rezeki dan rahmat-Nya? tandas Rasulullah.

Nabi SAW mengundang para sahabat untuk menghadiri walimatul ursy yang diadakan beliau dengan seorang wanita yang menjadi istrinya. Para sahabat hadir dan begitu mereka menyaksikan tentang rupa makanan yang dijamukan oleh Rasulullah SAW, mereka tak tahan untuk tidak memperbincangkannya.

" Darimana Rasulullah SAW akan mampu memenuhi kebutuhan hidup dari para istri-istrinya ? coba lihat, jamuan walimahnya saja cuma seperti itu ?"

Rasulullah SAW diam saja. Beliau bukan tidak tahu apa yang diperbincangkan oleh para sahabat saat itu. Usai menunaikan sholat, Rasulullah SAW menceritakan suatu kisah kepada para sahabat yang hadir.

" Aku ingin menceritakan suatu kisah perihal rejeki kepada kalian. Kisah ini diceritakan oleh malaikat Jibril kepadaku. Bolehkah aku meneruskan kisah ini kepada kalian ?"

Rasulullah SAW kemudian memulai kisahnya.

" Suatu ketika Nabi sulaiman a.s melakukan sholat ditepi pantai. Usai sholat, beliau melihat ada seekor semut sedang berjalan di atas air sambil membawa daun hijau. Beliau yang mengerti bahasa binatang mendengar si semut memanggil-manggil si katak. Tak berapa lama kemudian, lalu seekor katak muncul. Ada apa gerangan dengan si katak itu sehingga si semut terus-menerus memanggilnya tadi ? Nabi Sulaiman menyaksikan bahwa begitu si katak muncul, katak itu langsung saja menggendong sang semut masuk ke dalam air menuju dasar laut.

Ada apa di dasar laut ? Semut itu menceritakan kepada Nabi Sulaiman a.s bahwa di sana ada berdiam seekor ulat. Sang ulat menggantungkan rejekinya kepada si semut.

" Sehari dua kali aku diantar oleh malaikat ke dasar laut untuk memberi makanan kepada ulat itu ". Demikian si semut memberikan penjelasannya kepada Nabi Sulaiman a.s. " Siapakah malaikat itu, hai semut ?" tanya Nabi Sulaiman kepada si semut dengan penuh selidik. " Si katak sendiri. MAlaikat menjelmakan dirinya menjadi katak yang kemudian mengantarkan aku menuju dasar laut ".

Setiap selesai menerima kiriman daun hijau dan melahapnya, si ulat tak lupa memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT, " Maha Besar Allah yang men-takdir-kan aku hidup di dasar laut ". Dalam mengakhiri ceritanya itu, Rasulullah SAW memberi pandangannya.

" Jika ulat saja yang hidupnya di dasar laut, Allah SWT masih tetap memberinya makanan, maka apakah Allah SWT tega menelantarkan umat Muhammad soal rejeki dan rakhmatnya ?"

(Dikutip dari Mutiara Hikmah 1001 kisah:1)

ISTIGHFAR DAN TAUBAT

A. Hakikat Istighfar dan Taubat

"Aku memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepadaNya"

"Para ulama berkata, 'Bertaubat dari setiap dosa hukumnya adalah wajib. Jika maksiat (dosa) itu antara hamba dengan Allah, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak manusia maka syaratnya ada tiga:

Pertama, hendaknya ia menjauhi maksiat tersebut.

Kedua, ia harus menyesali perbuatan (maksiat)nya.

Ketiga, ia harus berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi.

Jika salah satunya hilang, maka taubatnya tidak sah. Jika taubat itu berkaitan dengan manusia maka syaratnya ada empat iaitu ketiga-tiga syarat di atas dan keempat, hendaknya membebaskan diri (memenuhi) hak orang tersebut. Jika berbentuk harta benda atau sejenisnya maka ia harus mengembalikannya. Jika berupa had (hukuman) tuduhan atau sejenisnya maka ia harus memberinya kesempatan untuk membalasnya atau meminta maaf kepadanya. Jika berupa ghibah (menggunjing), maka ia harus meminta maaf."

B. Dalil Syar'i Bahawa Istighfar dan Taubat Termasuk Kunci Rezeki

Beberapa nash (teks) Al-Qur'an dan Al-Hadis menunjukkan bahawa istighfar dan taubat termasuk sebab-sebab rezeki dengan kurnia Allah . Di bawah ini beberapa nash dimaksud:

1. Apa yang disebutkan Allah tentang Nuh yang berkata kepada kaumnya :

"Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu', sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, nescaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai'." (Nuh: 10-12).

Muthrif meriwayatkan dari Asy-Sya'bi: "Bahawasanya Umar keluar untuk memohon hujan bersama orang ba-nyak. Dan beliau tidak lebih dari mengucapkan istighfar (memohon ampun kepada Allah) lalu beliau pulang. Maka seseorang bertanya kepadanya, 'Aku tidak mendengar Anda memohon hujan'. Maka ia menjawab, 'Aku memohon diturunkannya hujan dengan majadih langit yang dengannya diharapkan bakal turun air hujan. Lalu beliau membaca ayat:

"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat." (Nuh: 10-11).

Dan kami menganjurkan demikian kepada orang yang mengalami hal yang sama. Dalam riwayat lain disebutkan:

"Maka Ar-Rabi' bin Shabih berkata kepadanya, 'Banyak orang yang mengadukan bermacam-macam (perkara) dan anda memerintahkan mereka semua untuk beristighfar. Maka Al-Hasan Al-Bashri menjawab, 'Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri. Tetapi sungguh Allah telah berfirman dalam surat Nuh:

"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, nescaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (Nuh: 10-12).

2. Ayat lain adalah firman Allah yang menceritakan tentang seruan Hud kepada kaumnya agar beristighfar.

"Dan (Hud berkata), 'Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepadaNya, nescaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa'." (Hud:52).

TAKWA

A. MAKNA TAKWA

Para ulama telah menjelaskan apa yang dimaksud dengan takwa. Di antaranya, Imam Ar-Raghib Al-Ashfahani mendefinisikan: "Takwa iaitu menjaga jiwa dari perbuatan yang membuatnya berdosa, dan itu dengan meninggalkan apa yang dilarang, menjadi sempurna dengan meninggalkan sebahagian yang dihalalkan".

B. DALIL SYAR'I BAHAWA TAKWA TERMASUK KUNCI REZEKI

Beberapa nash yang menunjukkan bahawa takwa termasuk di antara sebab rezeki, Di antaranya:

1. Firman Allah:

"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah nescaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberi-nya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (Ath-Thalaq: 2-3).

Dalam ayat di atas, Allah menjelaskan bahawa orang yang merealisasikan takwa akan dibalas Allah dengan dua hal:

Pertama, "Allah akan mengadakan jalan keluar baginya." Ertinya, Allah akan menyelamatkannya sebagaimana dikatakan Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu dari setiap kesusahan dunia mahupun akhirat.

Kedua, "Allah akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." Ertinya, Allah akan memberi-nya rezeki yang tak pernah ia harapkan dan angankan.

2. Ayat lainnya adalah firman Allah:

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkat dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami seksa mereka di-sebabkan perbuatan mereka sendiri". (Al -A'raf: 96).

Dalam ayat yang mulia ini Allah menjelaskan, seandai-nya penduduk negeri-negeri merealisasikan dua hal, yakni iman dan takwa, nescaya Allah akan melapangkan kebaikan (kekayaan) untuk mereka dan memudahkan mereka mendapatkannyadari segala arah.

a. Janji Allah untuk membuka (keberkatan) bagi mereka.

Imam Al-Baghawi berkata, Ia bererti mengerjakan sesuatu secara terus menerus. Atau seperti kata Imam Al-Khazin, "Tetapnya suatu kebaikan Tuhan atas sesuatu."

Jadi, yang dapat disimpulkan dari makna kalimat " " adalah bahawa apa yang diberikan Allah disebabkan oleh keimanan dan ketakwaan mereka merupakan kebaikan yang terus menerus, tidak ada keburukan atau konsekuensi apa pun atas mereka sesudahnya.

Syaikh Ibnu Asyur mengungkapkan hal itu dengan ucapannya: adalah kebaikan yang murni yang tidak ada konsekuensinya di akhirat. Dan ini adalah sebaik-baik jenis nikmat."

b. Kata berkat disebutkan dalam bentuk jama' sebagaimana firman Allah:

"Pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berbagai berkat." Ayat ini, sebagaimana disebutkan Syaikh Ibnu Asyur untuk menunjukan banyaknya berkat sesuai dengan banyaknya sesuatu yang diberkati.

c. Allah berfirman:

"Berbagai keberkatan dari langit dan bumi". Menurut Imam Ar-Razi, maksudnya adalah keberkatan langit dengan turunnya hujan, keberkatan bumi dengan tumbuhnya berbagai tanaman dan buah-buahan, banyaknya haiwan ternak dan gembalaan serta diperolehnya keamanan dan keselamatan. Hal ini karena langit adalah laksana ayah, dan bumi laksana Ibu. Dari keduanya diperoleh semua bentuk manfaat dan kebaikan berdasarkan penciptaan danpengurusan Allah ."

3. Ayat lainnya adalah firman Allah:

"Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, nescaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka ada golongan pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka". (Al -Ma'idah: 66).

Allah mengabarkan tentang Ahli Kitab, 'Bahawa seandainya mereka mengamalkan apa yang ada di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur'an demikian seperti dikatakan oleh Abdullah bin Abbas dalam menafsirkan ayat tersebut, nescaya Allah memperbanyak rezeki yang diturunkan kepada mereka dari langit dan yang tumbuh untuk mereka dari bumi.

BERTAWAKKAL KEPADA ALLAH

Termasuk di antara sebab diturunkannya rezeki adalah bertawakkal kepada Allah dan Yang kepadaNya tempat bergantung. Insya Allah kita akan membicarakan hal ini melalui tiga hal:

A. Yang Dimaksud Bertawakkal kepada Allah

Para ulama –semoga Allah membalas mereka dengan sebaik-baik balasan– telah menjelaskan makna tawakkal. Di antaranya adalah Imam Al-Ghazali, beliau berkata: "Tawakkal adalah penyandaran hati hanya kepada wakil (yang ditawakkali) semata."

B. Dalil syar'i Bahawa Bertawakkal kepada Allah Termasuk Kunci Rezeki

Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Al-Muba-rak, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Qhudha'i dan Al-Baghawi meriwayatkan dari Umar bin Khaththab bahawa Rasulullah bersabda:

"Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar tawakkal, nescaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezeki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang petang hari dalam keadaan kenyang."

"Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, nescaya Allahakan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (Ath-Thalaq: 3).

C. Apakah Tawakkal itu Bererti Meninggalkan Usaha?

Hakikat yang sesungguhnya dalam hal ini dapat kita katakan, "Sesungguhnya pengaruh bertawakkal itu tampak dalam gerak dan usaha hamba ketika bekerja untuk mencapai tujuan-tujuannya".

Imam Abul Qosim Al-Qusyairi berkata: "Ketahuilah sesungguhnya tawakkal itu letaknya di dalam hati. Adapun gerak secara lahiriah hal itu tidak bertentangan dengan tawakkal yang ada di dalam hati setelah seorang hamba meyakini bahawa rezeki itu datangnya dari Allah. Jika terdapat kesulitan, maka hal itu adalah karena taqdirNya, dan jika terdapat kemudahan maka hal itu karena kemudahan dariNya."

Di antara yang menunjukkan bahawa tawakkal kepada Allah tidaklah bererti meninggalkan usaha adalah apa diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dan Imam Al-Hakim dari Ja'far bin Amr bin Umayah dari ayahnya , ia berkata:

"Seseorang berkata kepada Nabi , Aku lepaskan unta-ku dan (lalu) aku bertawakkal?' Nabi bersabda: 'Ikatlah kemudianbertawakkallah'."

BERIBADAH KEPADA ALLAH SEPENUHNYA

A Makna Beribadah Kepada Allah Sepenuhnya.

"Hendaknya kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kami melihatNya. Jika kamu tidak melihatNya maka sesungguhnya Dia melihatmu." ( Al Hadist)

B. DALIL SYAR'I BAHAWA BERIBADAH KEPADA ALLAH SEPENUHNYA TERMASUK KUNCI REZEKI

Hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abu Hurairah , dari Nabi beliau bersabda:

"Sesungguhnya Allah berfirman, 'wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepadaKu, nescaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi keperluanmu. Jika tidak kalian lakukan, nescaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi keperluanmu (kepada manusia)'."


Kini kami hadirkan kepada anda sepesial hari ini

Segera hubungi kami

Rezeki datang dari segala penjuru Dunia

Di akhirat mendapat kebaikan


Bila anda mentransfer sebagai Jasa Kepada Kami Sebesar


Rp. 25.000,- (Dua Puluh Lima Ribu Rupiah)

Hari ini maka banyak yang anda dapatkan

Ebook, dan cd digital secara gratis

kami berikan kepada anda

ayo hubungi kami segera


Email / Pesan di

zikirqalbuku@yahoo.co.id